Rakyattimes – Pernah denger lagu drill yang nadanya nge-beat tapi liriknya bikin kening berkerut? Nah, “Notti Bop” adalah salah satunya. Lagu ini bukan cuma viral karena beat-nya, tapi juga karena gerakan tariannya yang nyeleneh dan isi liriknya yang dianggap nyakitin. Di balik semua hype dan challenge TikTok-nya, lagu ini punya cerita yang lebih dalam dan cukup bikin banyak orang mikir dua kali. Dan yang bikin lebih rame lagi, banyak orang yang ikut-ikutan challenge-nya tanpa tahu makna asli lagu ini. Mereka cuma ngeliat tren, terus langsung ngikutin, padahal gerakan jogetnya nyindir cara Notti Osama meninggal. Ini bikin situasi jadi sensitif banget, apalagi buat keluarga dan teman-teman Notti yang masih berduka. Jadi sebenarnya, “Notti Bop” bukan cuma soal musik—tapi juga soal empati dan seberapa jauh batas kita dalam berekspresi di dunia digital. Yuk, kita bahas bareng-bareng kenapa “Notti Bop” bisa jadi salah satu lagu paling kontroversial di dunia drill music!
Asal-usul Lagu “Notti Bop”
“Notti Bop” adalah lagu drill yang dirilis oleh dua rapper muda dari New York: Kyle Richh dan Jenn Carter. Lagu ini langsung viral setelah rilis karena isinya yang nyindir sosok Notti Osama, seorang rapper muda dari Harlem yang tewas karena pertikaian jalanan. Lirik lagu ini secara terang-terangan ngejek kematian Notti, dan ini bikin netizen kebagi dua: ada yang anggap ini sebagai “kebebasan berekspresi,” tapi banyak juga yang ngerasa ini kelewat batas.
Yang bikin makin ramai, mereka juga bikin gerakan tarian di lagu ini. Gerakannya kayak nunjukin orang lagi nusuk perutnya sendiri—yang ternyata mirip banget sama cara Notti meninggal. Ini bikin orang-orang bilang kalau “Notti Bop” bukan sekadar lagu, tapi udah jadi bentuk ejekan yang sadis.
Kenapa Bisa Viral?
Kalau lihat dari sisi viralitas, “Notti Bop” punya semua elemen buat meledak di media sosial. Beat-nya catchy banget, dan gerakan dancenya gampang ditiru. Banyak pengguna TikTok ikut-ikutan bikin challenge “Notti Bop,” meskipun mereka mungkin nggak tahu arti di balik lagunya. Di sinilah letak bahayanya: banyak orang ikut-ikutan tanpa tahu bahwa mereka lagi nge-dancein lagu yang ngejek orang meninggal.
Beberapa influencer bahkan ikut bikin video “Notti Bop” dan dapet banyak views. Tapi setelah tau arti sebenarnya, beberapa dari mereka minta maaf dan hapus videonya. Ini nunjukin betapa pentingnya kita ngerti dulu isi dari sesuatu yang kita sebarkan, apalagi kalau itu sensitif kayak begini.
Drill Music dan Budaya Kekerasan
“Notti Bop” adalah bagian dari genre musik yang namanya drill. Drill music itu sebenernya berasal dari Chicago, tapi makin rame di New York. Ciri khasnya: beat-nya keras, dan liriknya sering bicara soal kekerasan, persaingan antar geng, dan kehidupan jalanan. Buat sebagian orang, ini dianggap cara buat nyalurin emosi dan nunjukin realita hidup mereka. Tapi sayangnya, lirik-lirik drill seringkali juga memicu konflik beneran.
Contoh kayak “Notti Bop” ini, liriknya dianggap “diss track” yang menyerang lawan dari geng lain. Dan di lingkungan nyata, ini bisa jadi alasan buat baku hantam atau bahkan lebih parah lagi. Jadi nggak heran kalau banyak pihak, termasuk polisi New York, mulai ngelirik drill sebagai salah satu penyebab meningkatnya kekerasan antar remaja.
Reaksi dari Publik
“Notti Bop” bikin heboh bukan cuma di TikTok, tapi juga di kalangan keluarga korban dan komunitas. Keluarga Notti Osama ngerasa lagu ini bikin luka mereka makin terbuka. Bayangin aja, anak mereka baru meninggal, tapi orang-orang malah nyanyi dan jogetin lagu yang ngeledek kematian itu. Sakit hati banget, kan?
Banyak orang tua, guru, dan aktivis juga angkat suara. Mereka bilang “Notti Bop” adalah contoh buruk dari bagaimana media sosial bisa nyebarin kekerasan dalam bentuk musik. Bahkan ada sekolah-sekolah di New York yang ngelarang lagu ini diputar di lingkungan sekolah karena takut bisa picu konflik antar siswa.
Pelajaran dari Kasus “Notti Bop”
Sebagai anak muda, kita pasti suka musik yang keren dan lagi hype. Tapi penting banget buat kita ngerti isi lagu yang kita dengerin, apalagi kalau udah menyangkut orang lain. “Notti Bop” ngajarin kita bahwa nggak semua yang viral itu baik. Kadang, hal viral bisa nyakitin orang lain tanpa kita sadari.
Kita juga belajar bahwa kreativitas itu punya batas. Bebas berekspresi itu penting, tapi tetap harus pakai empati. Apalagi kalau udah menyangkut kematian dan perasaan keluarga korban. Jangan sampai cuma karena pengen FYP, kita malah ikutan nyebarin hal-hal negatif yang bisa nyakitin orang lain.
Antara Musik dan Moral
“Notti Bop” juga bikin banyak orang mikir ulang tentang batas antara seni dan etika. Di satu sisi, musik adalah media buat berekspresi. Tapi di sisi lain, kalau ekspresi itu menyakitkan dan bisa menimbulkan bahaya, apa masih bisa dibenarkan?
Buat kamu yang suka nulis lagu, nge-rap, atau bikin konten, coba deh pikirin: apakah karya kamu bakal membangun atau malah menyakiti? Apakah lagu yang kamu buat bisa menginspirasi, atau justru memperparah konflik? Ini penting banget buat jadi pertimbangan sebelum kita nyebarin karya ke publik.
Apalagi sekarang, satu lagu bisa langsung viral cuma lewat satu video pendek di TikTok atau Reels. Dampaknya bisa gede banget, bukan cuma buat yang bikin lagu, tapi juga buat orang-orang yang terlibat di dalam ceritanya. Jadi, penting banget buat kita semua—baik musisi, konten kreator, atau pendengar—buat lebih bijak dan sadar sama apa yang kita sebarin dan dukung. Karena kadang, hal kecil yang kita anggap hiburan, bisa jadi luka besar buat orang lain.
Kesimpulan: Jangan Cuma Ikut Tren, Tapi Pahami
“Notti Bop” memang jadi salah satu fenomena besar di dunia musik dan media sosial. Tapi di balik beat yang seru dan gerakan joget yang viral, ada cerita sedih, luka keluarga, dan dampak yang lebih besar dari yang kelihatan.
Sebagai generasi muda, kita punya tanggung jawab buat mikir kritis dan peka terhadap hal-hal kayak gini. Jangan cuma ikut-ikutan karena seru, tapi coba pahami dulu konteksnya. Kalau ternyata itu bisa nyakitin orang lain, lebih baik cari konten lain yang lebih positif.
Musik emang seru, tapi akan lebih keren lagi kalau kita bisa nikmatin musik yang juga membawa pesan baik.